Friday, November 27, 2015

It’s Ibu & Baby G’s Baby Shower!

Alhamdulillah…
Tiada hentinya saya berucap syukur karena dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang baik banget: “Submissive!”
(Duh maaf ya, namanya obsessed dari film Fifty Shades of Grey)

Ketujuh perempuan cantik (Anais, Niny, Didi, Ndo, Ditty, Ichy, dan Iren) ini merupakan kakak kelas saya sewaktu kuliah di Tarakanita. Iya, kakak kelas semua! Saya ngga punya geng seangkatan, maklum, jarang bergaul. Saya tipe kupu-kupu alias kuliah, pulang, kuliah, pulang. Nah, sewaktu “pulang” inilah saya bertemu dengan ketujuh orang ini. Kami satu kosan, jadi, pagi, siang, sore, malam, saya selalu ngintil dengan mereka.

Tiga minggu sebelum baby shower, saya dihubungi oleh Niny & Ndo. Keduanya sama-sama nanya apakah saya available untuk kumpul-kumpul di Nutmeg, Kemang, 22 November 2015. Saya meng-iyakan bahwa saya available. Nah, kalau kumpul-kumpul komplit gini, biasanya suka iseng pakai baju berwarna sama, saya pun bertanya, pakai baju warna apa. Niny bilang warna putih… Ok, obrak-abrik lemari nyari baju putih yang masih muat.

Dua minggu sebelum acara, saya main ke rumah salah satu diantara mereka, yaitu Ais. Ais dengen polosnya keceplosan bahwa tanggal 22 November 2015 itu merupakan acara baby shower! Dang!!! Bocorlah acara baby shower itu….. Tapi saya tetep ngga tau konsep acaranya seperti apa. (Actually, I was so excited!)

Tanggal 22 November 2015 pun tiba. Pagi-pagi saya sudah dikontak untuk datang jam 2 siang. Kalau bisa telat aja datengnya… (Kaliaaaan!!)

Sesampainya di Nutmeg, tadaaaaaa!!! Thank you to all Bude(s) for making this baby shower! 
Kakak and I feel so blessed.

Here are the photos:







Friday, November 20, 2015

If you can't say something nice, don't say anything at all!"

"If you can't say something nice don't say anything at all!"

Saya sedang belajar dari kalimat di atas. Lebih baik diam, daripada keluar kata-kata yang belum tentu orang lain senang mendengarnya. Ada lho orang yang emang bener-bener setiap kali ngomong tuh nyelekit/nyinyir. Astagaaa, saya merasakan hal itu dimulai dari sebelum saya nikah. Segelintir orang lebih suka nanya atau kasih statement:
1. Udah yakin? Bener ngga nyesel? Nanti ngga bisa kumpul-kumpul/ bebas lagi lho kalo udah ada suami....
2. Udah siap pulang pergi Bogor - Jakarta - Bogor? Bangun jam 4 pagi lho... 
3. (Hal sepele) Nanti kawinan pake heels lebih dari 3 jam lho. Emang kuat!?
4. Ngapain cepet-cepet, umur masih 24 juga...

Sampai saya hamil, masih ada juga yang komentar:
5. Cepet banget? Ih, bukannya nikmatin dulu masa-masa honeymoon. Nyesel lho!
6. Nanti makin gede, perutnya makin banyak stretch mark nya. Nanti perutnya jadi ngga oke lagi lho!
7. Punya anak tuh butuh biaya besar banget! Harusnya kamu nunda dulu aja! (What!?)
8. Kalau anaknya laki-laki, yaaah siap-siap deh putingnya berdarah-darah.
9. Lo bakal ngerasain mual/muntah sampai anak lo lahir! (Zzz!)
10. Siap-siap begadang, ngga ada cerita deh lo tidur nyenyak... Selamat yaaa!

Luar biasa kan komentar-komentar di atas. Terkadang saking gendeknya, suka saya balas nyinyir juga. Tapi lama kelamaan, iya iya aja.

Instead of above statements, kenapa ngga diganti jadi gini:
1. Good luck ya! InsyaAllah lancar... Nanti kalo kumpul-kumpul jadi ramai, soalnya udah ada suami yang antar sana-sini.
2. Wah, pulang pergi Bogor - Jakarta - Bogor ya?! Udah ngga boleh begadang ya, Tasya! Biar waktu tidurnya cukup dan jangan lupa dopping vitamin. Oiya, nanti di mobil selama perjalanan juga masih bisa lanjut boboknya kok.
3. Nanti setelah resepsi, harus spend time buat pijet ya Tasya. Pengalaman aku kemaren, berdirinya lumayan bikin kaki pegel soalnya. 
4. Hebaaat umur 24 udah bisa ambil keputusan untuk menikah. Semoga lancar dan berkah ya! Nanti kalau langsung punya anak, pas udah gede, bisa gaul bareng.
5. Alhamdulillah! Semoga lancar hingga persalinan ya.
6. Eh, ini ada cream/oil bagus untuk mengurangi stretch mark. Ada/ngga ada, bagus untuk Ibu hamil...
7. Mulai nabung ya Tasya. Ngga ada salahnya nyisihin uang buat si baby kan....
8. Pengalaman aku kemarin, puting aku sempet berdarah, kalau kamu berdarah juga, aku saranin pake cream/oil ini.. Mengurangi perih dan sakitnya.
9. Kamu mual/muntah? Kalo iya, nikmatin aja. InsyaAllah ngga lama kok! Jangan minum obat ya...
10. Kalau anak lahir, sebisa mungkin curi-curi bobok ya. Biar sama-sama istirahat kaya baby nya.

Lebih enak kan ya? 

Saya belajar untuk berkomentar yang "membangun" kepada teman-teman saya yang sedang dalam proses menuju pelaminan dan baru hamil. Kalo emang ada kejadian yang ngga ngenakin yang saya alami, sebisa mungkin saya jadikan saran. InsyaAllah akan terus belajaaaarrrr! 

Tuesday, November 10, 2015

Happy Mommy, Happy Baby....

Setiap kehamilan pasti memiliki suka dan dukanya masing-masing. Begitupun dengan kehamilan saya. Sedikit bercerita bagaimana akhirnya saya bisa menulis kalimat ini pada kolom about
"I'm no longer working and now starting blogging, painting and playing my new toy (re: sewing machine)"

Domisili saya dan suami di Bogor. Kami berdua bekerja di Jakarta. Suami di daerah Ps. Minggu dan saya di daerah KH. Mas Mansyur. 

Semenjak kuliah, saya sudah terbiasa dengan yang namanya ngekos. Ngga ada cerita tuh yang namanya pulang pergi Bogor - Jakarta - BogorSempet sih ngerasain PP Bogor - Jakarta - Bogor pas kuliah di akhir semester, tapi cuma bertahan tiga bulan, kemudian ngekos bareng Mama.
Nah, setelah menikah, saya memutuskan untuk tinggal di rumah mertua karena kebetulan kantor saya menyediakan fasilitas mobil shuttle. Rute mobil tersebut melewati perumahan mertua saya. Selain itu, mertua saya (Ayah), hanya tinggal sendiri, jadi, akan lebih baik jika kami tinggal bersama beliau, Saya sudah komit dengan suami untuk PP Bogor - Jakarta - Bogor.

Saya menikah pada 2 Mei 2015, lalu honeymoon kira-kira dua minggu dan baru kembali bekerja pada minggu ketiga. Pada minggu ketiga dan keempat, saya tidak merasakan halangan yang berarti untuk bekerja. Bangun setiap hari pukul 04.00 WIB dan dijemput di depan perumahan pukul 05.00 WIB, Pokoknya setelah solat Subuh, saya berangkat. Pulangnya selalu on-time, yaitu jam 16.10 WIB dari kantor dan sampai di Bogor kira-kira jam 17.30 atau 18.00 WIB.

Sampai pada akhirnya saya mengetahui bahwa saya sedang mengandung enam minggu, saat itulah setiap pagi, asam lambung saya naik. Jadi, setiap pagi saya muntah berupa cairan dan rasanya pait. Hampir setiap pagi saya merasakan hal itu. Saya baca beberapa blog, dan beberapa ibu hamil mengalami hal tersebut. Saya pun berasumsi bahwa muntah-muntah ini akan hialng seiring berjalannya waktu, ya let say tiga bulan pertama saja. Ternyata tidak, setelah melewati 12 minggu, mual saya hilang, tapi asam lambung saya tetap muncul tiap pagi. Amazingly, ketika weekend atau libur, asam lambungnya ngga kambuh. Ok, saya sudah curiga bahwa asam lambung ini lebih kepada keadaan psikologis saya. Mungkin ini merupakan hasil dari stress saya akan perjalanan Bogor - Jakarta - Bogor. Ketika berbadan dua ini, tubuh saya tidak sesiap ketika saya belum hamil.

Selain asam lambung, dalam kurun empat bulan, saya dua kali terserang flu dan batuk berat yang mengharuskan saya minum obat. Disamping itu, saya punya alergi debu dan udara ekstrim sehingga ketika saya terkena flu dan batuk, pasti saya drop.

Masalah terakhir pun tidak kalah seru, yaitu berat badan saya tidak ada kenaikan sama sekali hingga 20 minggu! Malahan turun dua kilo karena saya mogok makan pada awal-awal kehamilan. Setelah 12 minggu, dokter cukup heran karena berat badan tidak berubah padahal nafsu makan saya sudah kembali seperti biasa,

Ok, sampai pada akhirnya saya berdiskusi dengan suami tentang possibility saya untuk resign dalam waktu dekat. Rencana awal kami, saya memang akan resign ketika buah hati kami ini lahir, tapi melihat kondisi yang tidak stabil ini, mungkin lebih baik lebih cepat. Respon suami tentunya sangat senang apabila saya benar memutuskan akan resign dalam waktu dekat.

Setelah mendapatkan restu dari suami, keesokan harinya, sebelum saya sibuk dengan email bertubi-tubi, saya menyempatkan diri untuk berdiskusi dan menginformasikan bahwa saya akan resign kepada bos saya. Hari itu juga resignation letter saya diterima oleh tiga atasan saya. Mereka semua menyayangkan hal ini namun di lain sisi mereka mengerti bahwa saya sedang dihadapkan pada prioritas hidup.

Tepat dua minggu setelah saya mengajukan resign, believe it or not, berat badan saya langsung naik 2,5 kg! Dari kenaikan berat badan tersebut, maka saya menyimpulkan:

"HAPPY MOMMY, HAPPY BABY!"

Kakak bisa merasakan kebahagiaan saya dalam memilih prioritas dalam hidup, yaitu fokus kepada dirinya, diri saya sendiri dan suami. Berkat dari Tuhan yaitu berupa sebuah awal pernikahan  yang diiringi dengan kehamilan pertama. Maka, harus saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Tidak dipungkiri saya sempat memikirkan soal uang. Karena pemasukkan nantinya akan datang hanya dari suami (tidak double income). Namun saya percaya, Tuhan tidak pernah tertukar dalam memberikan rezekinya dan semuanya kembali lagi kepada cara kita menggunakan rezeki itu dengan wise. Saya masih belajar juga kok! (Online shop is so tempting until now!!)

So, stay healthy and happy, Kak!
Be goood sayangnya Ibu dan Ayah....

Tuesday, November 3, 2015

"Kok garisnya dua, Non?! Kok ngga positif?!"

Now, it's time to spread the good news to our parents!

Ok, pertama kali (kalo ngga salah) saya info Mama, Abang (Kakak) dan Boris (Adik) melalui group WA. Saya kirim hasil foto test pack dan saya bertanya: "Udah siap jadi Oma? Uwa? dan Om?


Berikut respon yang saya terima:


Boris: Horeeeee!
Abang: Tokcerrrr!
Mama: Alhamdulillah....


Tapi ngga lama kemudian, si Mama nanya: "Kok garisnya dua sih, Non?! Kok ngga positif?!"

Ini Mamaku si aktifis gender tetep juga ada kedernya dengan alat test pack. Lalu saya jelaskan lah bahwa test pack yang dipakai adalah test pack dengan hasil garis, bukan simbol positif atau negatif.

Lain cerita dengan Billah....

Saat itu Ayahnya hendak berpamitan untuk berangkat ke kantor. Lalu kebiasaan di rumah sebelum bepergian adalah salam, cipika dan cipiki (sweet!).
Nah, tetiba Billah bilang: "Yah, si Tasya bunting!"
Sontak saya langsung bilang: "Issss, emangnya aku sapiiii!!" (siyaaaal!)
Ayah tertawa kemudian berucap Alhamdulillah. Beliau menyarankan untuk rutin cek dan pindah kamar (kamar kami di lantai dua dan beliau khawatir dengan naik turun tangga).


We love you, Aki, Nini, Aki, Enin, Uwak(s) & Om!

Monday, November 2, 2015

"Selamat ya, Bu, Pak..."

Dua minggu pun berlalu, akhirnya kami menjadwalkan untuk kontrol dengan dr. Farchan Djoened di Klinik Kimia Farma, Juanda pada Jumat, 15 Juni 2015. Beliau praktek pukul 19.00 - 21.00 WIB.

Kami datang tepat pukul 19.00 WIB dan dr. Farchan tiba pukul 20.00 WIB (well, no problem! maklum, saking excitednya).

Saya sudah pernah baca beberapa blog yang menyatakan bahwa dr. Farchan cenderung pendiam jadi harus kita yang inisiatif untuk bertanya. Namun, pada check-up pertama ini, beliau tidak sependiam itu. Lebih tepatnya beliau menginformasikan apa yang harus diinformasikan dan menjawab apa yang ditanyakan oleh pasien.

Beberapa pertanyaan yang dr. Farchan tanyakan antara lain:


1. Kapan terakhir kali mesntruasi?
2. Tanggal berapa dimulainya menstruasi pada menstruasi terakhir itu?
3. Berat badan berapa? *kebetulan saya lupa dan ngga yakin pastinya berapa, alhasil ditimbang dulu. Timbangan menunjukkan diangka 50 kg.

Kemudian USG pun dimulai. Ehm, alat USG nya sepertinya sudah kuno, jadi kurang terlihat jelas. Tapi saya dan Billah bisa melihat ada kantung berbentuk bulat.. Kemudian dr. Farchan pun mengucapkan: "Selamat ya, Bu, Pak, positif hamil"

ALHAMDULILLAH, akhirnya kalimat itu terucap juga.


"Kakak berumur 6 minggu 1 hari"
Kalau dilihat secara seksama, tertera GS berukuran 2,3 cm yang artinya ukuran si kantung janin masih sebesar 2,3 cm. Keciiiiiilll banget! Ngga kebayang si bayiknya sekecil apa...
Terlihat juga umur kandungan yaitu 6w1d dan EDD (Estimated Delviery Date), yaitu 7 Februari 2016. Yippy!

dr. Farchan memberikan vitamin yang sama, yaitu Folamil Genio dan obat penguat kandungan Duphaston untuk 30 hari. Kemudian beliau pun bertanya apakah pusing dan mual, jika iya, beliau hanya bilang: "Enjoy saja ya, Bu. Tidak akan saya kasih obat untuk mengurangi dua keluhan tersebut." kemudian beliau mengingatkan untuk tidak berhubungan sex terlebih dahulu, serta mengurangi MSG, mentah dan bakar (basically sama seperti saran dr. Probo).

Sejak sebelum menikah, saya dan Billah suka iseng, sekiranya kalau punya anak, mau dipanggil apa. Ternyata Billah maunya dipanggil AYAH dana saya maunya dipanggil IBU. Kemudian kami memanggil si jabang bayi dengan panggilan KAKAK!

Ayah & Ibu sayang Kakak!!