Wednesday, June 22, 2016

"Katanya: Selamat tinggal tidur 8 jam!"

Semenjak Giomar lahir, sudah dipastikan lah ya tidur saya dan suami menjadi berkurang.

Kurang tidur sudah dimulai sejak kandungan masuk 38 minggu, karena perut sudah semakin besar dan mulai was-was kalau ada yang aneh dengan si perut.

Begadang juga dilanjutkan ketika proses lahiran. Kalau ini sih totally ngga tidur. Dimulai dari pembukaan 4, jam 8 malam hingga keesokan harinya ketika Giomar lahir, jam 10 pagi.

Lanjut proses begadang ketika Giomar lahir. Giomar mengalami masalah pernapasan karena terlalu lama di jalan lahir. Jadi dia digolongkan ke dalam bayi sakit dan dipantau selama 24 jam oleh suster di ruang bayi sakit, lantai 1. Sedangkan saya di lantai 2. Untuk memberikan ASI, saya hanya diperbolehkan memberikan ASIP melalu selang yang disediakan. Jadi, saya harus pumping tiga jam sekali. Pokoknya harus kerjasama bareng suami banget. Saya pakai alarm untuk pumping, kemudian suami yang turun ke ruangan bayi sakit dan mencuci botol dan alat pumping. Begitu terus secara berulang selama Giomar di ruang bayi sakit dan disinar.

Sesampainya di rumah. Begadang masih terus berlanjut karena Giomar menyusu tiga jam sekali disertai ganti popok. Apalagi ketika Giomar mengalami growth spurt selama tiga hari. Selalu bangun dari jam 1 sampai jam 4 pagi. Fuuuh, teler banget! Sampe nangis karena bingung dan ngantuk. 

Hingga pada akhirnya Giomar kami rutinkan untuk mandi sore, sebelumnya mandi hanya pagi saja. Tapi atas saran Tantenya Billah dan teman-teman, akhirnya Giomar memulai mandi sore ketika umurnya menginjak dua atau tiga minggu.
Selain itu, kami bawa Giomar pijat di Oma Lies. Kami membawanya ketika Giomar berumur satu bulan. Blaaaassss, setelah pijat, tidur Giomar pun semakin membaik. Membaik dalam arti dia sudah mengikuti pola tidur Ayah dan Ibu nya, namun disela-sela tidur malam, tetap ada proses menyusui, yaitu jam 12 malam, 3 pagi dan 6 pagi.

Saat ini, Giomar menginjak umur empat bulan. Tidurnya sudah bagussss banget! Jam 8 biasanya sudah memasuki waktunya Giomar tidur. Jadi, lampu kamar sudah mati dan memakai lampu tidur. Kamipun membiasakan Giomar tidur pakai baju tidur. Sehingga Giomar merasa nyaman dan hangat. Kalau sekarang, proses menyusu hanya dua kali, biasanya jam 3 pagi dan jam 5 atau jam 6 pagi. Jadi, jatah tidur 8 jam saya pun berangsur kembali.

Jadi, kalau ada yang nyinyir soal tidur, tenang saja! Badai pasti berlalu!! Dan perlu diingat, kebiasaan tidur anak, benar-benar berkiblat dari orang tuanya.

Monday, June 20, 2016

Giomar Goes to Pontianak

Beberapa minggu lalu, randomly Datuk nya Giomar ngasih ide untuk bersilaturahmi ke Pontianak sekalian nyekar ke makam Mbahyut sebelum puasa. Setelah negosiasi tanggal, akhirnya diputuskan berangkat tanggal 4 Juni 2016 dan pulang tanggal 7 Juni 2016. Jadi kami bisa menikmati puasa pertama di Pontianak.

Meskipun ada sih yang bilang katanya gampang-gampang aja bawa bayi traveling (Zzz!), tapi tetap saja, saya dan suami mempersiapkan strategi dan perlengkapan untuk Giomar, mengingat ini pertama kalinya Giomar naik pesawat diumurnya yang baru menginjak empat bulan.

1. Kami memilih flight pagi, yaitu pukul 05.20 pagi untuk keberangkatan dan 06.15 untuk kepulangan. Mengapa? Untuk Giomar sendiri, jam 05.20/06.15 masih merupakan jam tidurnya. Jadi, kami berharap Giomar masih tidur selama perjalanan di pesawat.

Fakta:
Memilih flight pada jam tidurnya memang pilihan tepat kok! Dan yang perlu diingat juga adalah perjalanan menuju bandara. First flight menjadi lebih kondusif karena mood Giomar bagus selama perjalanan Bogor - Jakarta. Ngga macet! Ketika perjalanan Jakarta - Pontianak, Giomar tidur selama perjalanan. Ketika pulang, Pontianak - Jakarta, Giomar tidur tapi ditengah perjalanan, Giomar terbangun. Tapi tidak lama kemudian dia tidur lagi.


2. Sewa earmuff dan baby's carrier. Baca blog beberapa orang, katanya kedua items ini penting. Kebetulan kami ngga punya, jadi sewa saja di ecomama.com

Fakta:
Earmuff is a must! Apalagi kondisinya jam tidur, otomatis bukan jamnya bayi nyusu. Emang keliatannya ribet ya. Tapi Giomar anteng-anteng aja pakai earmuff. Oiya, pasang earmuff sebelum masuk pesawat ya. Kalau udah di pesawat ribet. Ketika keberangkatan, saya memakaikannya di pesawat. Agak ribet soalnya Giomar excited liat pesawat. Nah, belajar dari pengalaman pas keberangkatan, ketika pulang, saya sudah pakaikan earmuff ketika di ruang tunggu.


Baby's carrier ngga kepake sama sekali. Pokoknya kami tidak menemukan kesempatan untuk menggunakan baby's carrier. Mungkin karena baru duduk di mobil sebentar, kemudian ngga lama sudah sampai lokasi.


3. Tetap membawa stroller meskipun terdengar ribet.



Fakta:

Big thanks to stroller!
Mengingat Giomar lehernya belum tegak banget dan lebih nyaman bila tiduran atau setengah duduk, jadinya kami memutuskan untuk membawa stroller. Selain memikirkan kenyamanan bayi, kenyamanan orang tua juga  harus dipikirkan lho. Ketika di bandara, stroller kami wrapping lalu masuk bagasi. Sesampainya di Bandara Supadio, stroller langsung kami buka, sehingga Giomar bisa langsung rebahan dan kami bisa dengan tenang menunggu koper. Diberbagai tempat kuliner, Giomar selalu pakai stroller, jadi kami bisa dengan santai makan. dan tidak kerepotan untuk menggendong. Emang lebih effort karena harus buka tutup si stroller, tapi worth it karena dibalas oleh makan dengan tenang. Ada saat di mana Giomar mau digendong, tapi setelah tenang/ketiduran, dengan mudahnya kami bisa taro dia di stroller lagi.



4. Jangan lupa membawa Baby Balsam, Young Living Essentials Oil + VCO, Nosefrida dan Obat penurun panas. Bukan berharap Giomar masuk angin atau kena batuk pilek ya, tapi ketiga items ini wajib hukumnya untuk dibawa ketika travelling. Apalagi Giomar perginya ke Pontianak dimana cuacanya panaaaasss.



Fakta:

Benar saja, hari ke-2 Giomar di Pontianak, sepulang dari menyusuri Sungai Kapuas tengah hari bolong, setelah mandi sore, biasanya Giomar tidur, tapi kali ini dia malah menangis. Sepertinya sudah mengantuk tapi ngga enak badan. Selama setengah jam Giomar rewel, akhirnya saya balur badannya pakai baby balsam (Giomar alergi pakai minyak telon, jadi sudah tidak pakai minyak telon lagi), kemudian kakinya saya pijat menggunakan YL RC dan VCO. Saya tinggal sebentar cuci tangan, eh, langsung pules. Nosefrida sempet dipakai kalau malem kedengeran suara nafasnya grok grok, biasanya mampet karena AC terlalu dingin. Untuk obat penurun panas, Alhamdulillah tidak dipakai.


Intinya bayi dan orangtua harus sama-sama nyaman ya!