Wednesday, December 23, 2015

Pengajian Tujuh Bulanan & Acara Tingkeban

Alhamdulillah! Akhirnya memasuki trimester akhir. Tepat memasuki minggu ke-28, kami menggelar pengajian tujuh bulanan dan acara tingkeban. Sempat berencana mengadakan pengajian ini di rumah orangtua saya, namun melihat tingkat keribetannya, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk mengadakan pengajian tujuh bulanan dan tingkeban ini di rumah mertua (tempat yang saya tinggali semenjak menikah hingga saat ini).

Kenapa tepat pada minggu ke-28?
Nah, ini dia. Yang saya lihat di beberapa blog/Instagram orang, biasanya acara pengajian tujuh bulanan dan tingkeban/mitoni, dilaksanakan pada minggu ke-30an. Intinya setelah minggu ke-28. Ada tiga alasan:
1. Jadwal orang sanggarnya penuuuh! Jadi hanya available pada 15 November 2015;
2. Jadwal Mama dan Ayah mertua saya juga penuh setelah tanggal 15 November 2015 dan
3. Kalau melebihi tanggal 15, saya ngga enak sama kakak saya yang akan melaksanakan prosesi lamaran pada pertengahan Desember, 2015. Karena momen kumpul keluarganya terlalu berdekatan.

Jadi, diputuskan lah acara pengajian tujuh bulanan dan tingkeban ini dilaksanan pada Minggu, 15 November 2015.

Dua minggu sebelum acara, suami meminta saya untuk membuat undangan sederhana untuk dikirimkan ke keluarga dan sahabat.

Ibu-ibu pengajian yang kami undang adalah Ibu-ibu pengajian ketika saya pengajian menjelang pernikahan. Pimpinannya adalah Ibu Ummah. Beliau baaaaikkkk sekali. Kami tidak mengundang tetangga karena kami pikir ini acara keluarga dan sahabat terdekat saja.

Untuk prosesi Tingkeban, dekorasi dan make-up dll, saya percayakan kepada Sanggar Elyz Griya Pengantin. Ini kedua kalinya kami menggunakan jasa Sanggar Elyz. Sudah terlanjur jatuh cinta oleh profesionalisme tim Elyz Griya Pengantin! 

Yang jadi masalah adalah baju! Asli deh, saya ngga doyan pake gamis. Sewaktu acara pengajian menjelang pernikahan saja, saya ngejait dengan model baju kurung dan bawahan batik. Pinjem gamis temen, tapi ngerasa ngga cocok. Alhasil saya browsing di Instagram dan nemu gamis klasik (bukan gamis hedon jaman sekarang) dan harganya OK! Case closed untuk gamis. Sekarang tinggal keblinger cari kebaya setelah prosesi siraman. Kebaya satu-satunya yang muat itu akan dipakai pas siraman. Nah setelah itu, gatau mau pake kebaya apa! Ngga ada yang muat! Lalu Mama ngajak ke Djene, tempat beli kebaya favorit! Meskipun agak mahal tapi awet dan worth it to buy. Akhirnya ketemu kebaya warna kuning gonjreng dan amazingly size masih S aja lho!

Untuk makanan, kami menggunakan catering @KedaiJantan dan dapet bonus Teteh Ika yang bantuin. Alhamdulillah....

Pada hari H, jam 9 acara pengajian pun dimulai. Tidak terlalu banyak keluarga yang datang. Saya nangis bombaaaaay ketika harus membacakan doa kepada Kakak. Sempat sekitar 3 menit tidak ada suara dari mulut saya karena menahan tangis. Cukup terharu karena mengingat selama hampir 7 bulan ini, suka dan duka yang rasakan. Meskipun saya tau bahwa experience kehamilan pertama ini, masih banyak di luar sana Ibu-ibu yang lebih berat dalam proses kehamilan.

Billah dan Mama pun membacakan doa untuk Kakak. Lancaaarrr jaya ngga pake nangis! Kemudian saya dan suami berkeliling minta doa restu kepada yang hadir diiringi shalawat. Saya nangissss lagi! Duh, cengeng yah!? Maafkan Ibu, Kak!

Setelah selesai, saya dan suami masuk ke kamar untuk ganti baju. Suami pakai beskap dan saya pakai kain untuk siraman. Lalu ada prosesi sungkeman kemudian siraman deh. Acaranya lucu! Ada momen dimana saya dililit kain sebanyak 7 kali dan setiap pergantian kain, dikasih belut di perut saya. Ga kuat liat belutnya, akhirnya sekali aja yang pake belut-belutan itu. Terus kain-kainnya di lempar kepada yang hadir. Selain itu, Billah pun harus memilih dua kelapa yang sudah bergambar. Dia mengambil yang kelapa dengan gambar anak laki-laki. Untuk membuktikannya, kalau ujung kelapa dibelah, harusnya keluar cipratan air. Agak sulit ya ternyata! Tapi keluar kok cipratan airnya. InsyaAllah laki-laki yaaaa, Kak! 

Nah, prosesi terakhir adalah prosesi jualan rujak dan dawet! Billah jualan dawet dan saya jualan rujak serut. Kalau Ibu-ibu pasti maunya rujak! Tapi dawet lebih cepat habissss!! Setelah itu acara ramah tamah dan makan siang.

Alhamdulillah acara berjalan lancar dan InsyaAllah membawa keberkahan untuk saya, suami dan bayi di dalam kandungan saya. Amin YRA.....!




"Selamat Hari Ibu" untuk semua perempuan di Indonesia!

Well, tahun ini merupakan tahun di mana saya resmi memiliki dua Ibu, yaitu Mama Lies Marcoes yang merupakan Ibu kandung saya dan Alm. Ibu Ida Yuhana yang merupakan Ibu mertua saya.

Kalau mendengar cerita Ayah mertua, Mama dan Ibu sebenarnya sudah saling mengenal satu sama lain karena mereka pernah terlibat dalam satu forum diskusi. 

Saya tidak terlalu mengenal Ibu. Tapi mendengar cerita dari Ayah/Suami/Tante/Bibi, beliau orangnya baik hati, pintar, dan tegas. Yang paling sering saya dengar adalah ketika Ayah/Suami menyebutkan tempat makan atau tempat perbelanjaan yang suka dikunjungi Ibu.

"Dulu sama Ibu suka kesini...."

Kok kayaknya Ibu suka jajan yaaaa. Hehe... Meskipun beliau sudah tiada, dan saya tidak pernah bertemu langsung, namun saya tetap sayang kepada beliau dan mengharapkan beliau masih di sisi kami semua. 

Kebayang kalau masih ada Ibu, mungkin ngurus lamaran, kawinan hingga perlengkapan melahirkan, akan didampingi oleh Ibu. Tapi di lain sisi, saya dan suami harus mandiri untuk melakukan semuanya sendiri.

Sudah lama rasanya saya tidak mengunjungi makam beliau. Maaf ya Ibu! Kalau kata orang-orang, Ibu hamil lagi "wangi", jadi ngga boleh ke makam. Tapi doa akan selalu mengiringi Ibu.... 

Untuk Mama Lies Marcoes yang sebentar lagi jadi Enin gaul seduniaaaa! Mama selalu memberikan kebahagiaan kepada banyak orang dan tidak henti-hentinya belajar serta membanggakan Ayah, Abang, Noni, Billah dan Bois. Pastinya Mbah Aung dan Mbah Putri juga bangga setengah mati dengan beliau..!!

Kadang terlintas di benak saya, apakah saya bisa melakukan hal yang sama kepada anak-anak saya nanti seperti yang dilakukan oleh beliau sekarang. Tapi satu hal yang saya lihat dari beliau kepada anak-anaknya adalah keterbukaan. Dari hal sesensitif mungkin, pasti Mama atau kami cerita. InsyaAllah saya pasti bisa!

InsyaAllah Ibu dilapangkan kuburnya, ditempatkan di tempat terindah oleh Allah SWT dan bisa tersenyum bangga melihat kami, anak-anaknya menjadi pribadi yang beliau harapkan.

InsyaAllah Mama diberi kesehatan, kebahagiaan, ketenangan dan kesabaran di masa-masa beliau menjadi seorang Enin bersama kami, anak-anaknya, cucu dan Ayah.

I love you both!
Happy Mother's Day to Mama & Ibu!