Tuesday, November 10, 2015

Happy Mommy, Happy Baby....

Setiap kehamilan pasti memiliki suka dan dukanya masing-masing. Begitupun dengan kehamilan saya. Sedikit bercerita bagaimana akhirnya saya bisa menulis kalimat ini pada kolom about
"I'm no longer working and now starting blogging, painting and playing my new toy (re: sewing machine)"

Domisili saya dan suami di Bogor. Kami berdua bekerja di Jakarta. Suami di daerah Ps. Minggu dan saya di daerah KH. Mas Mansyur. 

Semenjak kuliah, saya sudah terbiasa dengan yang namanya ngekos. Ngga ada cerita tuh yang namanya pulang pergi Bogor - Jakarta - BogorSempet sih ngerasain PP Bogor - Jakarta - Bogor pas kuliah di akhir semester, tapi cuma bertahan tiga bulan, kemudian ngekos bareng Mama.
Nah, setelah menikah, saya memutuskan untuk tinggal di rumah mertua karena kebetulan kantor saya menyediakan fasilitas mobil shuttle. Rute mobil tersebut melewati perumahan mertua saya. Selain itu, mertua saya (Ayah), hanya tinggal sendiri, jadi, akan lebih baik jika kami tinggal bersama beliau, Saya sudah komit dengan suami untuk PP Bogor - Jakarta - Bogor.

Saya menikah pada 2 Mei 2015, lalu honeymoon kira-kira dua minggu dan baru kembali bekerja pada minggu ketiga. Pada minggu ketiga dan keempat, saya tidak merasakan halangan yang berarti untuk bekerja. Bangun setiap hari pukul 04.00 WIB dan dijemput di depan perumahan pukul 05.00 WIB, Pokoknya setelah solat Subuh, saya berangkat. Pulangnya selalu on-time, yaitu jam 16.10 WIB dari kantor dan sampai di Bogor kira-kira jam 17.30 atau 18.00 WIB.

Sampai pada akhirnya saya mengetahui bahwa saya sedang mengandung enam minggu, saat itulah setiap pagi, asam lambung saya naik. Jadi, setiap pagi saya muntah berupa cairan dan rasanya pait. Hampir setiap pagi saya merasakan hal itu. Saya baca beberapa blog, dan beberapa ibu hamil mengalami hal tersebut. Saya pun berasumsi bahwa muntah-muntah ini akan hialng seiring berjalannya waktu, ya let say tiga bulan pertama saja. Ternyata tidak, setelah melewati 12 minggu, mual saya hilang, tapi asam lambung saya tetap muncul tiap pagi. Amazingly, ketika weekend atau libur, asam lambungnya ngga kambuh. Ok, saya sudah curiga bahwa asam lambung ini lebih kepada keadaan psikologis saya. Mungkin ini merupakan hasil dari stress saya akan perjalanan Bogor - Jakarta - Bogor. Ketika berbadan dua ini, tubuh saya tidak sesiap ketika saya belum hamil.

Selain asam lambung, dalam kurun empat bulan, saya dua kali terserang flu dan batuk berat yang mengharuskan saya minum obat. Disamping itu, saya punya alergi debu dan udara ekstrim sehingga ketika saya terkena flu dan batuk, pasti saya drop.

Masalah terakhir pun tidak kalah seru, yaitu berat badan saya tidak ada kenaikan sama sekali hingga 20 minggu! Malahan turun dua kilo karena saya mogok makan pada awal-awal kehamilan. Setelah 12 minggu, dokter cukup heran karena berat badan tidak berubah padahal nafsu makan saya sudah kembali seperti biasa,

Ok, sampai pada akhirnya saya berdiskusi dengan suami tentang possibility saya untuk resign dalam waktu dekat. Rencana awal kami, saya memang akan resign ketika buah hati kami ini lahir, tapi melihat kondisi yang tidak stabil ini, mungkin lebih baik lebih cepat. Respon suami tentunya sangat senang apabila saya benar memutuskan akan resign dalam waktu dekat.

Setelah mendapatkan restu dari suami, keesokan harinya, sebelum saya sibuk dengan email bertubi-tubi, saya menyempatkan diri untuk berdiskusi dan menginformasikan bahwa saya akan resign kepada bos saya. Hari itu juga resignation letter saya diterima oleh tiga atasan saya. Mereka semua menyayangkan hal ini namun di lain sisi mereka mengerti bahwa saya sedang dihadapkan pada prioritas hidup.

Tepat dua minggu setelah saya mengajukan resign, believe it or not, berat badan saya langsung naik 2,5 kg! Dari kenaikan berat badan tersebut, maka saya menyimpulkan:

"HAPPY MOMMY, HAPPY BABY!"

Kakak bisa merasakan kebahagiaan saya dalam memilih prioritas dalam hidup, yaitu fokus kepada dirinya, diri saya sendiri dan suami. Berkat dari Tuhan yaitu berupa sebuah awal pernikahan  yang diiringi dengan kehamilan pertama. Maka, harus saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Tidak dipungkiri saya sempat memikirkan soal uang. Karena pemasukkan nantinya akan datang hanya dari suami (tidak double income). Namun saya percaya, Tuhan tidak pernah tertukar dalam memberikan rezekinya dan semuanya kembali lagi kepada cara kita menggunakan rezeki itu dengan wise. Saya masih belajar juga kok! (Online shop is so tempting until now!!)

So, stay healthy and happy, Kak!
Be goood sayangnya Ibu dan Ayah....

0 comments:

Post a Comment