Saturday, May 7, 2016

Giomar Adiasta Aslah

Setelah menanti tepat selama 40 minggu, Alhamdulillah, akhirnya saya dapat melahirkan bayi laki-laki, sehat, yang diberi nama "GIOMAR ADIASTA ASLAH" dengan proses persalinan normal.

Proses menuju persalinan pun dimulai pada:

Rabu, 3 Februari 2016; 16.00 WIB
Kami kontrol ke dr. Bambang Mulyawan di RS. BMC seperti biasa. Setelah dicek, ternyata sudah ada pembukaan. Pembukaan 1 - longgar alias pembukaan 1 cm plus agak longgar (tapi belum sampai 2 cm).  Pada kontrol ini pun, saya diinformasika bahwa saya memiliki tipe "perut gantung" dimana rahim saya agak kebelakang sehingga sudah dapat dipastikan bahwa proses pembukaan akan lama. Lalu saya disuruh pulang terlebih dahulu oleh dr. Bambang. Beliau bilang, anything can be happened in anytime. Bisa besok Subuh atau bahkan dua hari lagi... Lalu kami memutuskan pulang saja. Padahal kami sudah membawa perlengkapan sih, tapi atas saran dr. Bambang, kami memutuskan untuk pulang saja.

Kami belum menginformasikan keluarga bahwa saya sudah berada dipembukaan 1. Kami ngga mau heboh-heboh dulu sampai pembukaan meningkat. Sesampainya di rumah, kontraksi mulai lebih sering terjadi dengan hitungan per 20 - 30 menit sekali. Perut kencang seperti papan namun tidak diiringin mules. Hanya perut kencang saja. 

Kamis, 4 Februari 2016; 03.00 WIB

Dini hari terasa berbeda karena saya tumben-tumbenan tidak buang air kecil. Tapi entah kenapa, saya ingin ke kamar mandi. Lalu saya ke kamar mandi dan sesampainya di depan pintu kamar mandi, saya membuka celana dalam dan mendapati flek/lendir seperti ubur-ubur yang cukup banyak disertai serat-serat darah. Sontak saya kaget, kemudian secara perlahan saya panggil Billah: "Yah...." Pelan sekali... Saya tidak ingin membuat dia panik atau kaget. Lalu Billah langsung membalas sautan dan melihat kondisi saya. Dia cuma nanya: "Apaan tuh!?". Kemudian dia menelepon dr. Bambang, namun tidak diangkat. Tapi tidak lama kemudian, dr. Bambang sms: "Kenapa, Bu?", akhirnya kami menjelaskan apa yang terjadi lewat SMS. Dr. Bambang menyarankan untuk segera ke IGD RS. Bogor Medical Center (BMC) untuk diobservasi. Beliau menyuruh kami tenang dan mengingatkan bahwa proses masih panjang.

Ok, dengan tenang kami pun siap-siap kemudian pamitan dengan Ayah. Huhu, tangan saya sudah basah keringetan...! Deg-degan!

Sesampainya di RS, sekitar jam 04.00 WIB, saya menuju IGD dan cek tensi, so far tensi selalu bagus, antara sekitaran 110/70. Setelah dicek, saya dipindahkan ke ruang tindakan untuk di CTG. Dengan CTG, kita bisa tahu interval kontraksi, gerakan bayi dan denyut jantung bayi. Dalam kurun 20 menit, kontraksinya stabil 5-10 menit sekali, gerakan dan denyut jangtungnya pun bagus. Sementara itu, Billah mengurus administrasi dll.

Setelah CTG selesai, bidan yang berjaga pagi itu, mengecek kembali pembukaan, ternyata masih pembukaan dua. Lalu saya di "bersihkan" oleh bidan. Dimulai dari cukur daerah kemaluan dan mengeluarkan kotoran dari anus. Lalu kami dipindahkan ke ruang observasi sambil menunggu perkembangan pembukaan.

Kamis, 4 Februari 2016; 11.00 WIB

Tujuh jam pun berlalu....
Kontraksi yang saya rasakan tidak ada perkembangan. Bu Bidan cek dalam dan tetap pada pembukaan dua. Setelah mendapatkan konfirmasi dari dr. Bambang, akhirnya diputuskan untuk diinduksi. Saya diinduksi menggunakan obat. Obat tersebut dimasukkan ke dalam vagina. Obatnya tablet biasa, namun dibagi menjadi dua. Obat pertama ditunggu selama 6 jam, apabila tidak ada perkembangan, sisa obat dimasukkan kembali ke dalam vagina. Sampai pada obat kedua, tingkat pembukaan hanya sampai di pembukaan 4.

Oiya, selama pembukaan 1-4, saya dan suami saving energy dengan makan dan tidur. Kalau suami lebih lack of sleep ketimbang saya sih. Karena tidurnya di kursi.

Jum'at, 5 Februari 2016; 01.00 WIB

Akhirnya saya diinduksi kembali menggunakan infusan. Dan tidak lama kemudian ketuban saya pecah. Cukup banyak. Karena ketuban sudah pecah, maka saya diberi antibiotik untuk memberikan perlindungan bagi bayi.

Masuk pada pembukaan 5, mulesnya sudah mulai konstan dan kontraksinya sudah semakin cepat.
Di RS. BMC, apabila sudah masuk pembukaan 5, maka disarankan untuk "rocking", yaitu menggoyang-goyangkan pinggul selagi kontraksi. Saya dan suami dipindahkan ke ruang tindakan. Saya melakukan rocking pada setiap kontraksi sambil memeluk suami.

Dan benar! Pembukaan jadi semakin cepat.

Jum'at, 5 Februari 2016; 07.00 WIB

Saya memasuki pembukaan 8, dan lagi! Saya disuruh rocking oleh bidan-bidan. Dikarenakan perut gantung saya, bayi agak sulit menuju pintu terakhir. Jadi kalau kata bu bidan, ada tanda-tanda dimana si ibu boleh mengejan. Diantaranya adalah sudah ada tonjolan di perinium dan kepala bayi sudah berada di pintu terkhir (kata bu bidan ada tiga pintu yang harus dilewati oleh bayi). Nah, bayi saya nyangkut di pintu terakhir. Maka dari itu saya disarankan rocking. Setelah rocking, saya rebahan lagi sambil meraung-raung. Ya, meraung-raung. Rauangannya apa: "Bu Bidan mau ngeden!"

Asli, memasuki pembukaan 8, rasanya udah pengen ngeden aja. Curi-curi saya ngeden (padahal ngga boleh karena akan bikin trauma bagi si miss v).

Apa yang dilakukan suami? Dia mengabari keluarga bahwa saya sudah memasuki pembukaan 8. Kemudian menyemangati saya. Dia mempraktekan instruksi bidan: "Tarik, tiup, tarik, tiup!" Ehm, ngeliat mukanya sih beneran ngasih semangat, tapi I've known him for 8 years! Keliatan banget pengen ngetawain istrinya yang lagi teriak-teriak nahan kontraksi. Lalu saya menginstruksikan suami untuk kontak dr. Bambang untuk segera datang. Maklum lagi senewen, pokoknya dokter harus dateng saat itu juga. Padahal aslinya sih masih lama sampe lahiran... 

Tidak lama kemudian, dr. Bambang pun datang, dengan tenangnya beliau memeriksa saya DAN pasien di sebelah yang juga mau melahirkan anak ke-2 atau ke-3, intinya bukan anak ke-1. Saya sampe ngga sadar kalau di sebelah ada pasien yang mau lahiran juga. Kenapa? Soalnya ybs cuma: "Aw, aduh, aw, aduh..." Kaya mau pup aja gitu...

Anyway, setelah dr. Bambang cek, beliau menyarankan untuk menunggu sekitar setengah jam, sontak saya langsung menarik lengan dr. Bambang dan bilang "Ngga mau dok, mau ngeden sekarang aja!" Pokoknya hari itu adalah hari bawel sedunia. Semuanya saya teriakin...

dr. Bambang ke ruang sebelah dan kurang dari 15 menit, bayi tetangga sebelah lahir! Makinlah saya drop. Kok bayi saya ngga lahir-lahir.

Jum'at, 5 Februari 2016; 09.30 WIB

Kali ini semua bidan dan dr. Bambang fokus menangani saya. Saya sudah memasuki pembukaan 10, namun si bayi stuck di pintu terakhir. Akhirnya diputuskan untuk di vakum dengan "sedotan" paling rendah serta dibantu dorong oleh bidan. Ketika kepala bayi sudah keluar di pintu terakhir, AKHIRNYA saya MENGEJAN sebanyak 2x.

Jum'at, 5 Februari 2016; 09.47 WIB

Alhamdulillah, lahirlah putra pertama kami, Giomar Adiasta Aslah pada 05 Februari 2016, pukul 09.47 WIB dengan berat: 3160 gr dan panjang: 51 cm.

Nama Giomar Adiasta merupakan nama pilihan saya dan Aslah merupakan pilihan suami. Makna dari nama tersebut:

Giomar: Terkenal
Adiasta: Pemimpin/Pemerhati
Aslah: Sebenarnya singkatan dari nama kami, Tasya & Billah, namun setelah dicek, ternyata ada artinya yaitu Yang Lebih Baik.

InsyaAllah Giomar Adiasta Aslah akan menjadi seorang pemimpin/pemerhati yang baik dan dikenali banyak orang. Amin Allahuma Amin...

Nah! Kalau ada yang nanya sakit ngga pas dijaitnya? Saya yakinkan, ngga sakit sama sekali!

Mengingat kembali proses persalinan yang memakan waktu sekitar 30 jam ini benar-benar membuat haru. Perut ngga karuan rasanya, hidung mampet karena flu, kantong mata yang super berkantong, ngantuk dan lapar, tapi semuanya terbayarkan ketika Giomar lahir dan ditaro di atas dada... Alhamdulillah. Alhamdulillah. Salah satu target dalam hidup selain bisa nyetir mobil dan nindik telinga, achieved, yaitu lahiran secara normal.

Terima kasih untuk semua yang selama 30 jam memberikan support dan doa untuk saya, Billah dan Giomar.

0 comments:

Post a Comment